KUBET Indonesia: Prediksi Skor Feyenoord vs Lazio 25 Oktober 2023

KUBET Indonesia – Feyenoord akan menjamu Lazio di matchday 3 Grup E Liga Championship 2023/2024. Pertandingan Feyenoord vs Lazio di De Kuip ini akan kick-off Rabu, 25 Oktober 2023, jam 23:45 WIB, live di Champions TV 2 dan live streaming di Vidio.

Feyenoord sudah membekali satu kemenangan dan sekali kalah, sementara itu Lazio belum terkalahkan. Lazio membekali sekali menang dan sekali imbang.

Pada laga pertamanya, Feyenoord menang 2-0 menjamu Celtic lewat gol-gol cantik dari Calvin Stengs dan Alireza Jahanbaksh. Di Italia, gol injury time kiper Ivan Provedel memberi Lazio hasil imbang 1-1 kontra Atletico Madrid.

Prediksi Skor Feyenoord vs Lazio 25 Oktober 2023.

KUBET Indonesia – Feyenoord akan menjamu Lazio di matchday 3 Grup E Liga Championship 2023/2024. Pertandingan Feyenoord vs Lazio di De Kuip ini akan kick-off Rabu, 25 Oktober 2023, jam 23:45 WIB, live di Champions TV 2 dan live streaming di Vidio.

Feyenoord sudah membekali satu kemenangan dan sekali kalah, sementara itu Lazio belum terkalahkan. Lazio membekali sekali menang dan sekali imbang.

Pada laga pertamanya, Feyenoord menang 2-0 menjamu Celtic lewat gol-gol cantik dari Calvin Stengs dan Alireza Jahanbaksh. Di Italia, gol injury time kiper Ivan Provedel memberi Lazio hasil imbang 1-1 kontra Atletico Madrid.

Aksi gelandang Feyenoord, Quinten Timber saat melawan Atletico Madrid.

Pada laga keduanya, Feyenoord kalah 2-3 di kandang Atletico, sedangkan Lazio menang di kandang Celtic. Pada waktu itu semoat tertinggal di menit 12, Lazio menyamakan skor lewat gol Matias Vecino menit 29, kemudian memastikan kemenangan berkat gol injury time Pedro.

Musim lalu, Feyenoord dan Lazio bertemu di fase grup Liga Europa. Lazio menang 4-2 di Italia, sedangkan Feyenoord menang tipis 1-0 di Belanda.

KUBET Indonesia – Foto.

Prediksi Pemain Feyenoord vs Lazio

KUBET Indonesia – Foto.

Feyenoord (4-3-3): Bijlow; Nieuwkoop, Geertruida, Hancko, Hartman; Wieffer, Stengs, Q Timber; Jahanbakhsh, Gimenez, Paixao.

Pelatih: Arne Slot.

Lazio (4-3-3): Provedel; Marusic, Casale, Romagnoli, Hysaj; Guendouzi, Vecino, Luis Alberto; Felipe Anderson, Immobile, Zaccagni.

Pelatih: Maurizio Sarri.

Head to Head

4 Pertemuan Sejauh Ini
04-11-2022 Feyenoord 1-0 Lazio (Liga Europa)
09-09-2022 Lazio 4-2 Feyenoord (Liga Europa)
09-03-2000 Feyenoord 0-0 Lazio (Liga Champions)
01-03-2000 Lazio 1-2 Feyenoord (Liga Champions).

5 Pertandingan Terakhir Feyenoord (M-M-K-M-M)
27-09-23 Ajax 0-4 Feyenoord (Eredivisie)
30-09-23 Feyenoord 3-1 GA Eagles (Eredivisie)
04-10-23 Atletico 3-2 Feyenoord (Liga Champions)
08-10-23 Zwolle 0-2 Feyenoord (Eredivisie)
22-10-23 Feyenoord 4-0 Vitesse (Eredivisie).

5 Pertandingan Terakhir Lazio (M-K-M-M-M)
28-09-23 Lazio 2-0 Torino (Serie A)
30-09-23 Milan 2-0 Lazio (Serie A)
05-10-23 Celtic 1-2 Lazio (Liga Champions)
08-10-23 Lazio 3-2 Atalanta (Serie A)
22-10-23 Sassuolo 0-2 Lazio (Serie A).

Statistik Kedua Tim

  • Rekor kandang Feyenoord vs klub-klub Italia: M5 S3 K1.
  • Rekor keseluruhan Feyenoord vs klub-klub Italia: M7 S4 K8.
  • Feyenoord belum kalah dalam 15 laga kandang terakhir di Eropa (M13 S2 K0).
  • Lazio baru membungkus kemenangan 1 kali dalam laga-laga tandang vs klub-klub Belanda: M1 S1 K3.
  • Rekor keseluruhan Lazio vs klub-klub Belanda: M3 S2 K5.
  • Lazio belum kalah dalam 8 laga terakhir di fase grup Liga Champions (M3 S5 K0).
  • Lazio hanya menang 1 kali dalam 18 laga tandang terakhir di Eropa (M1 S6 K11).

Prediksi Skor Menurut KUBET Indonesia

Feyenoord vs Lazio: 1-1

Baca juga: Prediksi Skor Barcelona vs Shakhtar Donetsk 25 Oktober 2023

Sejarah Tentang Feyenoord Rotterdam

KUBET Indonesia – Feijenoord lahir sebagai salah satu klub yang banyak dicintai publik, baik tua ataupun muda, warga asli Rotterdam maupun imigran, dari berbagai kalangan. “Feijenoord bukan untuk kalangan tertentu” adalah salah satu filosofi yang dianut sejak tim ini dilahirkan.

Seperti hal yang terjadi pada klub-klub sepak bola profesional lainnya, eksistensi Feijenoord di dunia sepak bola juga disertai bermacam cerita suka maupun duka. Membutuhkan kerja keras untuk membuat mereka tetap eksis di sepak bola Belanda. Dengan keberhasilan sepak terjang mereka kompetisi Divisi Satu Liga Belanda di tahun 1917 (waktu itu Eredivisie belum dibentuk), membuat Feijenoord semakin diperhitungkan.

Eksistensi klub yang semakin “terbang ke langit” Pada akhirnya juga ikut melahirkan sebuah rivalitas luar biasa dengan Ajax, tim asal kota Amsterdam yang cukup sukses di era 1910-an. Diawali oleh sentimen budaya yang bertolak belakang dari kedua kota, rivalitas yang panas bertajuk De Klassieker itu pun muncul serta abadi sampai saat ini.

Perjuangan keras mesti dilakukan oleh Feijenoord untuk mencapai kesuksesan baru terjawab di musim 1923/1924. Pada saat itu, Feijenoord sukses membawa pulang trofi juara liga mereka untuk kali pertama sepanjang sejarah. Sebuah pencapaian yang membuat orang-orang Rotterdam yang mayoritas kaum pekerja merayakannya secara meriah.

Selain itu, prestasi tersebut hanyalah ”miles stone”/Lompatan awal dari sejumlah prestasi lain yang kemudian digapai oleh klub dengan seragam khas separuh merah dan putih itu. Gak lama setelah itu, Feijenoord lagi-algi mencatat prestasi dengan menjadi juara liga di musim 1927/1928 dan raihan trofi Piala Belanda pada musim 1929/1930. Prestasi bagus itu yang membuat nama Feijenoord semakin hebat dan menjadi pesaing serius bagi Ajax dan PSV Eindhoven yang saat itu yang menguasai.

Setelah mengalami era kesusahan gelar juara selama dua dekade (1940-an sampai 1950-an), Feijenoord perlahan-lahan bangkit di tahun 1960-an. Dimotori nama-nama seperti Cor van der Gijp, Eddy Graafland, Gerard Kerkum, Coen Moelijn, Piet Romeijn dan Hank Scouten, Feijenoord sukses keluar sebagai kampiun Liga Belanda sebanyak tiga kali dan sekali merebut gelar Piala Belanda dalam rentang 1960-1965.

Pencapaian gemilang itu berlanjut di era Joop van Daele, Willem van Hanegem, Rinus Israël, Wim Jansen, Ola Kindvall dan Eddy Treijtel yang menghadiahkan sejumlah gelar bergengsi dalam kurun 1968-1975. Masing-masing berupa tiga gelar Liga Belanda dan masing-masing satu titel Piala Belanda, Piala Champions (kini Liga Champions), Piala UEFA (sekarang Liga Europa) dan Piala Interkontinental (kini Piala Dunia Antarklub). Periode ini pun kerapkali disebut sebagai masa keemasan Feijenoord di kancah sepak bola.

Pada era 1970-an pula, Feijenoord secara resmi mengubah namanya menjadi Feyenoord Rotterdam. Alasan dari perubahan ini adalah sulitnya orang-orang non-Belanda untuk melafalkan “ij” yang ada terselip pada nama Feijenoord. Nama Feyenoord lantas digunakan sampai hari ini.

Bertolak belakang dengan era sebelumnya, periode 1980-an berjalan kurang baik bagi Feyenoord. Melesatnya performa Ajax dan PSV kala itu membuat mereka tertinggal dan sulit bersaing. Praktis, Feyenoord hanya mampu menggondol satu gelar Liga Belanda dan sepasang Piala Belanda di periode ini.

Menurunnya prestasi Feyenoord di fase ini juga banyak dipengaruhi oleh kendala finansial yang mencekik mereka. Bangkrutnya HCS yang menjadi sponsor utama klub ikut berperan atas masalah tersebut.

Beruntung klub yang bermarkas di Stadion De Kuip ini bisa kembali ke trek yang benar di era 1990-an setelah melakukan pembenahan besar-besaran, khususnya di sektor finansial. Walau masih tertinggal dari Ajax dan PSV, setidaknya Feyenoord tetap bisa mencuri dua titel Liga Belanda dan empat Piala Belanda.

Namun, cobaan kembali datang menerpa klub yang satu ini begitu memasuki milenium baru. Meski punya skuat yang cukup baik dan juga dilatih juru taktik handal, Feyenoord cuma bisa membawa pulang dua buah trofi juara ke Rotterdam yaitu Piala UEFA 2001/2002 dan Piala Belanda 2007/2008.

Kondisi itu diwarnai pula oleh masalah keuangan yang lagi-lagi datang melanda. Seringnya mereka menjual para pemain penting dan ketidakmampuan mencari pengganti sepadan karena keterbatasan dana membuat sinar Feyenoord meredup.

Masalah finansial yang dialami Feyenoord baru usai di penghujung tahun 2011. Walau begitu, neraca keuangan yang belum betul-betul sehat memaksa Feyenoord menerapkan kebijakan memboyong pemain-pemain muda berharga murah untuk dipoles, dijadikan pemain andalan serta dilego apabila harganya sesuai. Keadaan tersebut berlangsung sekurangnya tiga musim.

Manajemen De Trots van Zuid, julukan Feyenoord yang bermakna Kebanggaan Orang-Orang Dari Selatan, akhirnya menyasar satu hal yang dianggap bisa membuat mereka lebih baik di masa mendatang. Hal itu adalah stabilitas, baik di sisi teknis maupun non-teknis.

Kesungguhan pihak manajemen dalam menanamkan stabilitas di semua aspek itu pun mulai berbuah di musim 2016/2017 kemarin. Untuk pertama kalinya dalam dua dasawarsa, Feyenoord akhirnya kembali jadi kampiun Liga Belanda serta berhasil mengangkangi Ajax dan PSV. Gelar itu sendiri merupakan yang ke-15 di sepanjang sejarah klub.

Catatan apik ini tentu saja membesarkan asa Feyenoord untuk semakin berprestasi di masa medatang. Terlebih, skuat Feyenoord saat ini diisi banyak figur potensial seperti Sven van Beek, Jan-Arie van der Heijden, Nicolai Jorgensen dan Tonny Vilhena, walau musim depan harus kehilangan sosok berpengalaman dalam diri Dirk Kuyt yang memutuskan pensiun.

Dan tepat hari ini, Feyenoord merayakan ulang tahunnya yang ke-109. Bukan usia sembarangan bagi salah satu klub sepak bola paling beken di tanah Belanda. Tantangan akan terus datang silih berganti namun Feyenoord akan terus berupaya untuk eksis dan senantiasa mempersembahkan prestasi gemilang bagi pendukung setianya.

Gefeliciteerd De Trots van Zuid!

Sejarah Tentang Lazio

KUBET Indonesia – Klub ini sudah berdiri sejak 9 Januari 1900 di distrik Prati, Roma, Italia. Seiring berjalannya waktu, Lazio menjadi seteru terbesar dari saudara sekotanya, AS Roma.

Saat pertama kali dilahirkan, Lazio merupakan sebuah klub olahraga dengan menaungi 37 cabang olahraga, terbanyak seantero jagat raya Eropa saat itu.

Di awal tahun tumbunh kembangnya, Lazio tidak berdiri sendiri sebagai cabang olahraga sepakbola, hal ini dikarenakan Lazio menjadi basis olahraga dari berbagai cabang di daerahnya.

Tim yang dijuluki Biancoceleste atau sang elang ini bergabung dengan kompetisi sepakbola pada tahun 1912 yang dikelola langsung oleh Federasi Sepakbola Italia atau FIGC.

Sejarah tim yang memiliki ciri khas warna putih dan biru langit ini gak lepas dari perseteruannya dengan AS Roma.

Ikon warna Lazio terkenal dengan warna putih biru langit yang konon warna ini terinspirasi dari lambang nasional Yunani.

Kedua klub tersebut melambangkan kelas sosial yang ada di Kota Roma. Sebab, Lazio menjadi identitas kaum borjuis, sedangkan AS Roma menjadi pusatnya kaum proletar.

Pergolakan ini bermula pada 1927 ketika Perdana Menteri Italia, Benito Mussolini ingin menyatukan klub sepak bola yang berada di bagian selatan dan utara Italia.

Ketika itu aktor sepakbola di wilayah utara Italia berasal dari klub, AC Milan, FC Internazionale, dan Juventus.

Benito Mussolini saat itu ingin menggabungkan klub sepakbola yang ada di Kota Roma untuk menyeimbangkan kekuatan sepakbola di Utara Italia.

Akan tetapi, Lazio yang berada di belakang jenderal fasis, Giorgio Vaccaro menolak merger dengan klub-klub tersebut lantaran tak cocok dengan pilihan Benito Mussolini.

Lazio pun ambil bagian dalam kompetisi di tahun 1912, mereka juga menjadi satu-satunya klub besar ibukota Italia yang tidak bersedia bergabung dalam merger yang digagas Benito Mussolini yang akhirnya membentuk klub baru berjuluk AS Roma.

Akhirnya yang tergabung di dalam klub tersebut ialah, Fortitudo-Pro Roma SGS, Roman FC dan SS Alba-Audace. Penggabungan ketiga tim tersebut, pada 1927 resmi menjadi AS Roma.

Derbi yang juga dijuluki Derby Della Capitale syarat akan intervensi politik, salah satunya berdirinya AS Roma pada 1927.

Selain itu, derby ini disebut-sebut melebihi Derby Della Madonnina (AC Milan vs Inter Milan), Derby d’Italia (Inter Milan vs Juventus), Derby della Mole (Juventus vs Torino), atau derby-derby lainnya.

Lazio yang saat ini berbagi markas dengan AS Roma, telah meraih banyak gelar juara seperti, 2 gelar juara Serie A pada 1974 dan 2000, 7 gelar Piala Italia, 5 Piala Super Italia, dan 1 gelar Serie B.

Bahkan, untuk di kancah internasional, Lazio telah memenangkan 2 gelar juara yaitu, Piala Winners UEFA dan Piala Super UEFA.

Lazio termasuk sebuah klub yang go public dengan menempatkan sahamnya di Borsa Italiana. Akan tetapi saham terbesar Lazio dipegang oleh Claudio Lotito dengan total 61,312 persen.

Selain kenangan manis KUBET Indonesia mempelajari dan membaca kalau, tim Biru-Langit juga pernah mengalami periode kelam di era 1980-an dengan Lazio didegradasi ke Serie B pada 1980-1981.

Alasannya yang gak masuk akal, yakni karena pihak klub Lazio terlibat skandal perjudian. Sempat naik ke Serie A setelah tiga musim, klub ini kembali jatuh ke kasta kedua.

Pada musim 1986-1987, skuad yang juga berjuluk Biancazzurri ini kembali tersangkut perkara judi yang melibatkan salah satu pemainnya.

Poin Lazio pun dikurangi 9 poin dan nyaris terperosok ke Serie C. Beruntung, Eugenio Fascetti dan kawan-kawan lolos dari lubang jarum di akhir kompetisi, bahkan mampu kembali ke Serie A dua musim berikutnya.Begitulah kira-kira ya guyss, apa yang KUBET Indonesia baca dan rangkum. hhehehe

Akhir Kata Dari KUBET Indonesia

Demikianlah artikel ini KUBET Indonesia berikan buat kalian semua. Semoga informasi ini dapat bermanfaat dan jangan lupa ya untuk selalu jaga kesehatan dimanapun kalian berada. Salam sehat dari KUBET Indonesia untuk kalian semua dari Sabang sampai Merauke. hehehe

2 Replies to “KUBET Indonesia: Prediksi Skor Feyenoord vs Lazio 25 Oktober 2023”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright 2023 | Powered by WordPress | Mercury Theme